PENGETAHUAN DAN KEHENDAK BEBAS
Allah menciptakan manusi untuk menjadi “khalifah” atau “penguasa” di muka bumi. Untuk memenuhi peran ini, manusia membutuhkan pengetahuan, maka hal utama yang dilakukan Tuhan setelah menciptakan Adam adalah mengajari dia “nama-nama” semua benda-benda untuk mengajarinya tentang dunia. Manusia dianugerahi penalaran dan pikiran yang cerdas, dan anugerah ini hanya dimiliki oleh manusia diantara semua makhluk di muka bumi ini.
Tuhan juga menciptakan manusia dengan pengetahuan sadar tentang yang benar dan yang salah dan mereka diberi kebebasan untuk memilih sesuai sunnatullah2 yang akan mereka jalankan. Pada saat Adam diciptakan, Al-Qur’an menjelaskan bahwasannya malaikat cemas akan kerusakan yang akan diperbuat oleh makhluk yang baru ini :
30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
31. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
32. Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana[35]."
(Qs. 2:30-32)
[35]. Sebenarnya terjemahan Hakim dengan Maha Bijaksana kurang tepat, karena arti Hakim ialah: yang mempunyai hikmah. Hikmah ialah penciptaan dan penggunaan sesuatu sesuai dengan sifat, guna dan faedahnya. Di sini diartikan dengan Maha Bijaksana karena dianggap arti tersebut hampir mendekati arti Hakim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar